Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Jumat, 22 November 2013

POTENSI BUDAYA DAN WISATA KOTA BUKITTINGI



TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
                                                  Potensi Budaya dan wisata Kota Bukittinggi

Dosen
H. Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
19700212 199802 1 001

Oleh
CHARISMA TRI MULYA
1106449

ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


Bukittinggi menawarkan begitu banyak pesona alam yang indah. Untuk mencapai kota itu hanya butuh waktu dua jam dari Bandara Internasional Minangkabau
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata"
Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan. Terletak di tengah Pulau Sumatra dengan fisik berbukit dan berlembah, serta berhawa sejuk dan nyaman.dimana di kota ini mempunyai banyak tempat objek wisata  yang bisa dikunjungi yag bisa  sekaligus menjelaskan tentang budaya.diantaranya


11.     Jam Gadang




Di pusat Kota Bukittinggi, terdapat semacam alun-alun tempat pusat keramaian kota dan ditengahnya terdapat Jam Gadang. Inilah landmark Kota Bukittinggi.Suasana sekitar Jam Gadang sangat ramai, terutama di malam Minggu saat orang-orang sekitar menghabiskan liburan. Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya.
Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Salah satu keunikan tersebut adalah angka empat pada angka Romawi. Jika biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII. Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah, dan bangunan berjejer di tengah kota.
2.    2. Lobang Jepang




Lobang Jepang yang menyerupai gua, merupakan bunker peninggalan Jepang saat menjajah Indonesia. Lobang Jepang ini terletak di Bukit Sianok Bukittinggi dan merupakan basis pertahanan Jepang pada saat Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya tahun 1942
Suasana mistis terasa di dalam gua. Konon, ada satu ruangan tahanan yang sekaligus berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Salah satu kekejaman tentara Jepang adalah pembunuhan tahanan dengan cara dicincang. Tidak sampai di situ, tubuh yang sudah terpotong-potong itu kemudian disiram dengan air panas dan garam, untuk memastikan jasad itu sudah tak bernyawa lagi






13. Ngarai Sianok


Ngarai Sianok adalah lembah yang curam atau jurang. Di bawahnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Latar dari Ngarai Sianok adalah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Jurang di sana dalamnya sekitar 100 meter dan membentang sepanjang 15 Km dengan lebar sekitar 200 meter. Pemandangan sangat indah terhampar bak lukisan alam.
. 

4.Benteng Fort de Kock
 Benteng ini dibangun di atas Bukit Jirek dan awalnya diberi nama Sterrenschans. Kemudian namanya berubah menjadi Fort de Kock, oleh Hendrik Merkus de Kock, yang merupakan salah satu tokoh militer Belanda.
Beberapa tahun kemu­dian, kota di sekitar benteng ini berkembang menjadi sebuah kota yang juga diberi nama Fort de Kock, yang lalu bernama Bukittinggi. Kini, kawasan Benteng Fort de Kock menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park).

3.      5.Museum Rumah Adat Baanjuang




Museum ini didirikan oleh seorang Belanda yang bernama Mondelar Countrolleur pada tahun 1935. Ini adalah sebuah bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki anjuang kiri dan kanan.
Bangunannya masih terlihat tradisional, seperti atap bangunan masih menggunakan ijuk, dinding terbuat dari kayu, serta berlantai kayu. Koleksi Museum Rumah Adat Baanjuang ini adalah kelompok etnografika, numismatika, binatang yang diawetkan, dan sebagainya. Binatang ini terlahir tidak normal, karena beberapa anggota tubuhnya berlebih.
Hal tersebut dapat dilihat pada koleksi binatang yang dipajang di etalase, seperti kerbau berkepala dua, berkaki delapan, dan juga kambing yang bermuka dua. Binatang-binatang tersebut hidupnya tidaklan bertahan lama, setelah mati binatang ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum ini. Koleksi miniatur rumah gadang, surau, rumah makan juga sangat menarik perhatian. Sebabnya, rumah-rumah tradisional tersebut makin lama makin susah ditemukan di Ranah Minang.


 


 

Resume MAteri Siap UTS



TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
Resume Materi Siap Ujian Tengah Semester

Dosen
H. Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
19700212 199802 1 001

Oleh
CHARISMA TRI MULYA
1106449
SIM Rabu  Jam 13.20

ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. SIM Pada Media Internet dan Jaringan Telekomunikasi dan Komunikasi Data
  1. Komunikasi Data
Komunikasi data adalah proses pengiriman informasi diantara dua titik menggunakan kode biner melewati saluran transmisi dan peralatan switching dapat terjadi antara komputer dengan komputer, komputer dengan terminal atau komputer dengan peralatan. Komunikasi data merupakan gabungan dari teknik telekomunikasi dengan teknik pengolahan data.
Secara sederhana, komunikasi data merupakan suatu bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara computer computer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
Data yang dimaksud disini adalah sinyal-sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat ditangkap dan dikirimkan ke terminal-terminal penerima. Yang dimaksud terminal adalah peralatan untuk terminal suatu data seperti disk drive, printer, monitor, papan ketik, scanner, plotter dan lain sebagainya.
Salah satu alasan diperlukannya suatu teknik komunikasi data antar komputer satu dengan komputer atau terminal yang lain adalah sebagai berikut :Adanya distributed processing , ini mutlak diperlukan jaringan sebagai sarana pertukaran data. Transaksi sering terjadi pada suatu lokasi yang berbeda dengan lokasi pengolahan datanya atau lokasi di mana data tersebut akan digunakan, sehingga data perlu dikirim ke lokasi pengolahan data dan dikirim lagi ke lokasi yang membutuhkan informasi dari data tersebut”.
Suatu organisasi yang mempunyai beberapa lokasi pengolahan data, data dari suatu lokasi pengolahan yang sibuk dapat membagi tugasnya dengan mengirimkan data ke lokasi pengolahan lain yang kurang atau tidak sibuk.
Adapun tujuan dari komunikasi data adalah sebagai berikut :
·         Memunkinkan pengiriman data dalam jumalh besar efisien, tanpa kesalahan dan ekomis dari suatu tempat ketempat yang lain.
·         Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan perlatan pendukung dari jarak jauh (remote computer use).
·         Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupu sentralisasi.
·         Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai mcam sistem komputer.
·         Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.
·         Mendapatkan da langsung dari sumbernya.
·         Mempercepat penyebarluasan informasi.
Berdasarkan bentuk-bentuk penerapannya sistem komunikasi data dapat berupa beberapa model, yakni :
  1. Sistem Komunikasi Off-Line
Offline Communication System adalah suatu sistem pengiriman data melalui fasilitas telekomunikasi dari satu lokasi ke pusat pengolah data, tetapi data yang dikirim tidak langsung diproses ke CPU (Central Processing Unit).
  1. Sistem Komunikasi On-Line
Online Communication System dapat berbentuk :
  1. Realtime System
Sistem Real Time merupakan suatu sistem pengolahan data yang membutuhkan tingkat transaksi dengan kecepatan tinggi. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan transaksi harus diperoleh pada saat yang sama, sebagai bagian dari pengendalian sistem secara keseluruhan.
Sistem ini memungkinkan untuk mengirimkan data ke komputer pusat, diproses di komputer pusat seketika pada saat diterima dan kemudian mengirimkan kembali hasil pengolahan ke pengirim data saat itu juga.
Sistem realtime ini juga memungkinkan penghapusan waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data dan distribusi data. Dalam hal ini berlaku komunikasi dua arah, yaitu pengiriman dan penerimaan respon dari pusat komputer dalam waktu yang relatif cepat. Penggunaan sistem ini memerlukan suatu teknik dalam hal sistem disain, dan pemrograman, hal ini disebabkan karena pada pusat komputer dibutuhkan suatu bank data atau database yang siap untuk setiap kebutuhan. Biasanya peralatan yang digunakan sebagai database
  1. Batch Processing System
Batch Processing System merupakan teknik pengolahan data dengan menumpuk data terlebih dahulu dan diatur pengelompokan data tersebut dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Jadi pada dasarnya, sistem ini akan memproses suatu data setelah data itu terkumpul atau tertumpuk telebih dahulu. Setiap batch ditandai dengan identitas tertentu serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Sistem tumpuk ini merupakan system pengolahan data yang paling tua meskipun juga paling populer dibanding dengan sistem yang lainnya. Dalam sistem batch ini, setumpuk dokumen dikumpulkan dan dirubah ke dalam file-file input yang bisa terbaca komputer.
Pendekatan sistem ini diterapkan untuk aplikasi yang memiliki jumlah data besar sehingga diperlukan pemeriksaan pendahuluan yang cermat sebelum data diolah. Model ini juga diterapkan dalam sistem informasi yang tidak memerlukan akses secara langsung dari waktu ke waktu melainkan adalah tingkat periode.
  1. Time Sharing System
Time Sharing System adalah suatu teknik penggunaan online sistem oleh beberapa pemakai. Disebabkan waktu perkembangan proses CPU semakin cepat, sedangkan alat input/output tidak dapat mengimbangi kecepatan dari CPU, maka kecepatan dari CPU dapat digunakan secara efisien dengan melayani beberapa alat I/O secara bergantian.
  1. Distributed Data Processing System
Distributed Data Processing System merupakan bentuk yangsering digunakan sekarang sebagai perkembangan time sharing system. Bila beberapa sistem komputer yang bebas tersebar yang masing-masing dapat memproses data sendiri dan dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi, maka istilah time sharing sudah tidak tepat lagi. Distributed Data Processing System dapat didefinisikan sebagai suatu sistem komputer interaktif yang terpencar secara geografis dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi dan setiap komputer mampu memproses data secara mandiri dan mempunyai kemampuan berhubungan dengan komputer lain dalam suatu sistem. Setiap lokasi menggunakan komputer yang lebih kecil dari komputer pusat dan mempunyai simpanan luar sendiri dan dapat melakukan pengolahan data sendiri. Pekerjaan yang terlalu besar yang tidak dapat diolah di tempat sendiri, dapat diambil dari komputer pusat.
Dalam proses komunikasi data dari satu lokasi ke lokasi yang lain, harus ada minimal 3 unsur utama sistem yaitu sumber data, media transmisi dan penerima. Andaikan salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak dapat dilakukan.
  1. SIM Pada Media Internetan dan Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
1.        Perangkat Transmisi
Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat ke tempat lain. Media transmisinya dapat berupa kabel, serat optic maupun udara, tergantung jarak dari tempat-tempat yang dihubungkan serta tergantung pada beberapa banyak tempat yang saling dihubungkan.
2.        Perangkat Penyambungan
Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain sesuai dengan yang diinginkannya. Perangkat penyambungan tersebut masih menggunakan system manual bila diperlukan seorang operator yang bertugas menyambungkan pemakai dengan pemakai lain yang diinginkannya.
3.        Terminal
Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli (suara manusia atau lainnya) menjadi sinyal elektrik, elektromagetik atau cahaya.
Perangkat dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat penyambungan dengan terminal disebut sebagai JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga).

Media internetan merupakan bentuk penyaluran jaringan telekomunikasi untuk dipergunakan bagi pemakainya dalam hal pencarian informasi yang diinginkan, baik dalam bentuk suara, gambar maupun campuran audio-visual. Secara sederhana, media internetan merupakan wadah bagi jaringan telekomunikasi untuk mengaplikasikan segala komponen yang dimilikinya sehingga memiliki tujuan dan fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Media internetan pada dasarnya dikenal dengan social media yang dapat kita temui dalam berbagai model dan spesifikasi fungsi. Contohnya saja media internetan yang difungsikan untuk menjalankan berbagai kegiatan terkait penggunaan jaringan telekomunikasi yang tentunya melalui system online. Mozilla firefox misalnya, dapat dipergunakan untuk browsing, maupun menjalankan beberapa aplikasi social media seperti twitter, facebook, youtube dan lainnya.
Namun seiring berkembangnya zaman, social media disediakan dengan tampilan tersendiri dan terfokus pada fungsi sosialnya, contohnya penggunaan twitter ataupun facebook hanya terfokus pada lingkup yang mereka punya bukan mencakup browsing seperti Mozilla firefox dan lainnya.
Pesatnya perkembangan media internetan dan jaringan telekomunikasi kini, dikarenakan semua orang bisa memilki media sendiri. Seorang pengguna media internetan dan jaringan telekomunikasi dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model content lainnya.
Semakin kompleksnya kegiatan yang dilakukan akan mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu system. Pada dasarnya apapun bentuk kegiatan yang dilakukan sangat membutuhkan tersedianya informasi. Oleh karena itu, campur tangan SIM pada media internetan dan jaringan teleomunikasi sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan SIM, suatu informasi dapat disampaikan secara sistematis sehingga mudah dimengerti. Dengan adanya SIM menjadikan terciptanya inovasi baru bagi penggunaan media internetan dan jaringan telekomunikasi, dalam artian informasi yang diperoleh dari media internetan dan jaringan telekomunikasi dapat disajikan dalam bentuk yang simple, padat, tepat sasaran dan mudah dimengerti. Dapat dipahami bahwa SIM pada media internetan dan jaringan telekomunikasi sangatlah diperlukan karena memiliki hakikat yang saling membutuhkan dalam menjalankan fungsinya.


B. Kendala Penerapan SIM Pada Organisasi Pemerintah dan Organisasi Pemeritah Daerah

I.                    Pada Organisasi Pemerintah
Walaupun sudah lebih 20 tahun Sistem Informasi dikenal di Indonesia, implementasi di organisasi pemerintah (baik pusat maupun daerah) relatif masih rendah dibandingkan dengan sektor swasta .Hal tersebut disebabkan selain karena adanya hambatan di dalam birokrasi, yaitu mulai dari UU, kebijakan pusat dan daerah, sampai pada organisasi dan tata kerja yang tidak mudah untuk diubah atau disempurnakan, juga karena keterbatasan yang dimiliki pada organisasi pemerintah mendorong implementasi sistem informasi sesuai dengan batasan yang ada.
Berbeda dengan kondisi di kantor pemerintah, implementasi sistem informasi di sektor swasta tidak memiliki hambatan yang berarti, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian di dalam pemanfaatan sistem informasi. Bagi sektor swasta, sistem informasi serta business process reengineering dimanfaatkan untuk mencari solusi yang optimal di dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, masih rendahnya implementasi sistem informasi pada organisasi pemerintah disebabkan antara lain karena:
  1. Belum adanya satuan kerja di suatu organisasi pemerintah yang secara struktural bertanggungjawab di dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi
  2. Keterbatasan di dalam penguasaan sistem informasi diatasi dengan suatu solusi yang “IT oriented” sehingga berakibat berkembangnya pulau-pulau sistem informasi;
  3. Rancangan sistem informasi berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas organisasi pemerintahan (satuan kerja), sehingga sulit untuk diintegrasikan;
  4. Sistem informasi dilaksanakan secara mandiri di masing-masing satuan kerja tanpa adanya koordinasi sistem informasi antar satuan kerja, termasuk membangun informasi yang bukan menjadi tanggung jawab satuan kerja pembangun sistem;
  5. Data dan informasi yang dibuat dan berada di luar kewenangan/tupoksi suatu satuan kerja/lembaga tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi;
  6. Belum terbangunnya budaya bekerja dengan suatu pola yang saling terintegrasi di lingkungan organisasi pemerintah;
  7. Keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia untuk pengelolaan sistem informasi.
Pelaksanaan sistem informasi pada organisasi pemerintah dapat diselenggarakan jika:
a.                   Ada suatu proses kerterbukaan serta manajemen data dan informasi yang tertib serta terencana;
b.                   Birokrasi tidak lagi menjadi suatu hambatan;
c.    Pembangunan sistem informasi dikembalikan pada tupoksi masing-masing organisasi satuan pemerintahan;
d.     Perlu dibuat suatu strategi dan kebijakan pendukung agar sistem informasi dapat diselaraskan dengan birokrasi yang ada di sektor swasta;
e.    Perlu peningkatan sumberdaya manusia;
f.     Perlu adanya change management di lingkungan organisasi pemerintahan.


II.  
Kendala Penerapan SIM Pada Penerapan Organisasi Pemerintah Daerah
Secara teknis beberapa kendala yang masih dihadapi oleh sebagian organisasi pemerintah daerah ialah:
a. Belum adanya dokumentasi mengenai bagan arus ringkasan (summary flow chart) yang memperlihatkan aliran/arus data sejak data mentah sampai dengan informasi tercetak. Persoalan ini kelihatannya sederhana, tetapi terkadang bias menyulitkan pihak manajer dalam mengawasi arus informasi yang terdapat dalam organisasi yang dipimpinnya.
b. Lemahnya Data Management Systems. Ini terbukti dari belum adanya standar operasi yang baku, munculnya ekses overflow reporting, redundancy yang tidak efisien dan sebagainya.
c.  Prosedur untuk melihat data secara incidental masih terlalu lama, ini disebabkan karena banyak Kantor PDE yang tidak menggunakan system database relasional yang lebih efisien sehingga direct access sulit dilakukan.
d. Tata-ruang perkantoran masih kurang memadai. Ruang untuk kegiatan-kegiatan ketatausahaan (tulis-menulis), operasi computer, atau penyortiran data masih bercampur-baur sehingga pekerjaan menjadi kurang sistematis.
e. Untuk perawatan mesin atau perangkat keras, organisasi masih menggantungkan diri kepada pihak pemasok dengan system kontrak pertahun. Akibatnya kalau ada kerusakan-kerusakan teknis, sekalipun sangat sederhana, tidak bisa segera diatasi sendiri oleh para pegawai.
Permasalahan lain yang tida kalah pentingnya ialah kurang lancarnya pemasukan data. Proses data entry sangat menentukan kelangsungan proses-proses pengolahan berikutnya. Apabila sejak awal pengisian data tidak lancar dan tidak akurat, maka pekerjaan untuk mengoreksi data akan bertambah panjang, data sorting akan lamban, dan akhirnya tujuan organisasi PDE untuk menghasilkan informasi tepat pada waktunya tidak akan tercapai. Dengan demikian masalah-masalah pemasukan data ini timbul karena:
  1. Kurangnya pengertian dan kesadaran dari pihak konsumen sebagai pengisi data. banyak pengisi data yang tidak sadar bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam computer harus memiliki format dan prosedur yang pasti untuk menghindari kesalahan pengisian data.
  2. Belum meluasnya computerized minded di antara para pemakai data maupun para pengelola data sendiri di dalam organisasi-organisasi pemerintah.
  3. Lemahnya system informasi di dalam organisasi pengolahan data sendiri. Ini menyangkut masalah-masalah administrative dan operasional seperti bagaimana menangani volume data yang besar, membuat formulir isian data yang optimal, menentukan jumlah macam data yang dibutuhkan secara tepat, menentukan standar operasi, mengembangkan system input dan output, dan sebagainya.

C. Pengendalian Sistem Informasi Manajemen (SIM)
a.  Pengertian  Pengendalian
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
  1. Sensor atau Detektor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses.
  2. Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
  3. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
  4. Jaringan Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.

SIM  sebagai suatu sistem yang terbuka tidak dapat dijamin sebagai suatu system yang bebas kesalahan,kekurangan, dan penyimpangan umum lainnya. Oleh karena itu, pengendalian harus diterapkan untuk mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pengendalian sistem informasi berguna untuk melindungi dirinya sendiri dapat terus melangsungkan hidupnya.

b. Jenis Pengendalian Sistem Informasi Manajemen

Pengendalian sistem informasi manajemen dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu :
a.               Pengendalian secara umum (general control)
Merupakan pengendalian diluar aplikasi system pengolah data. Pengendalian ini dapat dikelompokkan menjadi 6 macam yaitu pengendalian organisasi, dokumentasi, perangkat keras, keamanan fisik, keamanan data dan komunikasi data.
b.              Pengendalian Aplikasi (application control)
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application control) adalah sistem pengendalian inernal komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan(setiap aplikasi berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendalian), pengendalian yang diterapkan selama proses pengolahan data berlangsung. Pengendalian ini dapat dikategorikan kedalam 4 kelompok yaitu :
1.              Pengendalian Masukan dan input controls.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
2.              Pengendalian Proses pengolaha data atau proses controls.
Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan lain-lain.
3.              Pengendalian keluaran atau output controls.
Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan dan  pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmissio
4.              Pengendalian file atau database(database controls).

c.               Pengendalian Akses Ke Sistem
Pengendalian Akses Sistem di kelompokan menjadi dua (2) bagian :
1.              Pengendalian Akses Akses Logis
Untuk membatasi akses logis, sebuah system harus membedakan antara pemakai yang sah dan pemakai yang tidak sah dengan cara mengecek apa yang dimiliki atau diketahui oleh para pemakai, dimana para pemakai mengakses system, atau dengan mengenali karakteristik pribadi.
Cara-cara untuk membatasi akses logis adalah sbb:
1)      Password
2)      Identifikasi pribadi. Misalnya:kartu identitas yang berisi nama, foto, dll
3)   Identifikasi biometric. Misalnya; sidik jari, pola suara, hasil rekaman retina, pola dan  bentuk wajah, bau badan, dan pola tandatangan.
4)   Uji Kompatibilitas. Uji kompabilitas harus dilaksanakan untuk menentukan apakah pemakai tersebut memiliki hak untuk menggunakan komputer tersebut.
2.              Pengendalian akses Fisik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan computer disebut dengan akses fisik, sedangkan kemampuan untuk memperoleh akses data perusahaan disebut akses logis. Kedua akses ini harus dibatasi.
Pengamanan akses fisik dapat dicapai dengan pengendalian sebagai berikut:
1) Penempatan computer dalam ruang terkunci dan akses hanya diizinkan untuk karyawan yang sah saja.
2) Hanya menyediakan satu atau dua pintu masuk saja pada ruang computer. Pintu masuk harus senantiasa terkunci dan secara hati-hati dipantau oleh petugas keamanan dan kalau memungkinkan diawasi dengan menggunakan kamera pengawas
3) Mensyaratkan identitas karyawan yang jelas, seperti pemakaian badge untuk dapat lolos melalui pintu akses
4) Mensyaratkan bahwa setiap pengunjung untuk membubuhkan  tanda tangan ditempat yang telah tersedia setiap akan masuk atau keluar dari lokasi pengolahan data
5) Penggunaan system alarm untuk mendeteksi akses tidak sah diluar jam kantor
6) Pembatasan akses ke saluran telepon pribadi, terminal atau PC yang sah
7) Pemasangan kunci pada PC dan peralatan computer lainnya

d.              Pengendalian Administrasi
Pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik dapat menghindari perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan.
D.  Proses Pengambilan Keputusan Berbasis SIM
A.    Pengambilan Keputusan
Pengertian pengambilan keputusan menurut beberapa ahli, antara lain :
1.      G. R. Terry mengungkapkan pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.       Sondang P. Siagian mendefenisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyangkut semua aspek.  Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian materil. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Helbert A. Simon memperkenalkan suatu model kerangka dasar proses pengambilan keputusan, yaitu :
·         Pemahaman.
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
·         Perancangan.
Menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
·         Pemilihan.
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Dari kerangka dasar pengambilan keputusan diatas maka dapat kita hubungkan dengan sistem informasi manajemen melalui sebuah model sebagai berikut
Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Hubungan dengan Sistem Informasi Manajemen
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data. Sistem informasi manajemen harus memberikan dua cara khusus, yaitu : meneliti semua data, mengajukan permintaan untuk diuji. Sistem informasi manajemen maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas, agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas, sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
Perancangan
Sistem informasi manajemen harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif serta membantu menganalis alternatif.
Pemilihan
Sistem informasi manajemen menjadi efektif apabila hasil perancangan yang disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, sistem informasi manajemen berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian.

Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan,  yaitu model dari sistem  dengan mana keputusan diambil,  dapat tertutup atau terbuka. 
Sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang  idak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.       Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing masing.
b.      Memiliki metode yang memungkinkan  dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume  penjualan/kegunaan.
Sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh ingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model  tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b.      Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c.       Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Tanggapan Keputusan
Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak  terprogram berdasarkan  kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana atas proses  pengambilan keputusan. 
Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya s ebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan. 
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau  berubah setiap saat diperlukan.  keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak  mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.
Model Pengambilan Keputusan.
Mengenai klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang bisa digunakan antara lain :
a. Model kuantitatif.
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
b. Model kualitatif.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
c.  Model probabilitas.
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu.
d.Model matriks.
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
e. Model pohon keputusan.
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi kedalam komponen-komponen yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan serta konsekuensi masing-masing.
f.   Model simulasi komputer.
Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.




B.     Jenis-jenis Pengambilan Keputusan.
            Dalam buku Understanding and Managing Organizational Behavior, M.J. George dan G.R. Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed Decision Making (pengambilan keputusan tidak diprogram) dan Programmed Decision Making (pengambilan keputusan diprogram).
a.              Programmed Decision
            Seringkali situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali secara berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan apa yang disebut Performance Program, yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti inilah yang disebut dengan Programmed Decision. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa harus mencari informasi, mempertimbangkan alternatif dan berbagai hal lainnya yang memakan waktu. Meski demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena organisasi harus dapat merespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah. Performance Program yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
b.             Non-Programmed Decision Making
Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision. Situasi non-programmed decision tertentu yang terjadi secara berulang-ulang dapat dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern dan sebagainya.

C.    Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan
SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka.   Dalam  keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. 
Dalam  model terbuka, komputer bertindak sebagai  pembantu bagi pengambilan  keputusan dalam menghitung,  menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia pengambil keputusan  mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer. Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian,  resiko, dan ketidak pastian menunjukkan  perlunya beberapa model keputusan bagi SIM.
Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya juga tidak sama. Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relatif dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram,  maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah  ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan  lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan ttidak adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu suatu sistem yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi dan memberikan kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan.
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base.
Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya)
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan  akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.














Sample Text

Pages

About

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Ads 468x60px

Social Icons

Followers

Popular Posts

Featured Posts