MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BERBASIS SIM
Oleh:
Charisma
Tri Mulya
Nim:
1106449
PRODI
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN
ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS
ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
Dosen
Mata Kuliah
H.Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
19700212
199802 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SIM mempunyai
peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena sangat
mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik
itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi
yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada
organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti
akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk
menjadi informasi yang dibutuhkan
Setiap orang
berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah untuk menyelesaikan tugasnya, orang akan membuat
banyak keputusan. Mengambil keputusan
akan semakin rumit dengan keterbatasan informasi yang tersedia. Apalagi
informasi yang dibutuhkan tidak berasal dari pendukung (support system) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusan.
Dengan itu
hadirlah sistem informasi manajemen yang bertujuan antara lain sebagai berikut
: memenuhi kebutuhan informasi umum untuk semua manajer dalam suatu organisasi;
menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari
simulasi model matematika; menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan tindak lanjut;
menyediakan informasi yang dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan informasi setiap orang untuk
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan masalah
yang dihadapi oleh organisasi.
B.
Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana pengambilan keputusan bedasarkan sistem informasi manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengambilan
Keputusan
Pengertian
pengambilan keputusan menurut beberapa ahli, antara lain :
1. G.
R. Terry mengungkapkan
pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria
tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Sondang
P. Siagian
mendefenisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Dalam
manajemen, pengambilan keputusan (decision
making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau
organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena
menyangkut semua aspek. Kesalahan dalam
mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai
pada kerugian materil. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran
dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Helbert A.
Simon memperkenalkan suatu model kerangka dasar proses pengambilan keputusan,
yaitu :
·
Pemahaman.
Menyelidiki lingkungan kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk
dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
·
Perancangan.
Menemukan, mengembangkan dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung
proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
·
Pemilihan.
Memilih arah tindakan tertentu dari
semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Dari
kerangka dasar pengambilan keputusan diatas maka dapat kita hubungkan dengan
sistem informasi manajemen melalui sebuah model sebagai berikut
Tahapan
Proses Pengambilan Keputusan
|
Hubungan
dengan Sistem Informasi Manajemen
|
Pemahaman
|
Proses penyelidikan mengandung
pemeriksaan data. Sistem informasi manajemen harus memberikan dua cara
khusus, yaitu : meneliti semua data, mengajukan permintaan untuk diuji.
Sistem informasi manajemen maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas, agar disampaikan kepada
organisasi tingkat atas, sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
|
Perancangan
|
Sistem informasi manajemen harus
mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif
serta membantu menganalis alternatif.
|
Pemilihan
|
Sistem informasi manajemen menjadi
efektif apabila hasil perancangan yang disajikan dalam suatu bentuk yang
mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, sistem
informasi manajemen berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan
penilaian.
|
Sistem
Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan,
yaitu model dari sistem dengan
mana keputusan diambil, dapat tertutup
atau terbuka.
Sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah
dari masukan yang idak diketahui dari
lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.
Mengetahui
semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing masing.
b.
Memiliki
metode yang memungkinkan dia membuat
urutan kepentingan semua alternatif.
c.
Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan/kegunaan.
Sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagian berada
dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh ingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap
bahwa pengambilan keputusan:
a.
Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b.
Melakukan
pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c.
Mengambil
suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Tanggapan
Keputusan
Keputusan
dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak
terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk
mengadakan prarencana atas proses pengambilan keputusan.
Keputusan
terprogram adalah
keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya s ebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya
satu kali atau berubah setiap saat
diperlukan. keputusan dalam suatu sistem
keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua
faktor.
Model Pengambilan Keputusan.
Mengenai
klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang bisa digunakan
antara lain :
a. Model
kuantitatif.
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah
serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan
matematis yang pasti.
b. Model kualitatif.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya
agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan
yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya
dibuatkan model.
c. Model probabilitas.
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu.
d.Model matriks.
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang
digunakan dan hasil yang diharapkan.
e. Model pohon keputusan.
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup
sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan
dihadapi kedalam komponen-komponen yang kemudian dibuatkan
alternatif-alternatif pemecahan serta konsekuensi masing-masing.
f. Model simulasi komputer.
Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang
sebenarnya.
B.
Jenis-jenis Pengambilan Keputusan.
Dalam buku Understanding and Managing Organizational
Behavior, M.J. George dan G.R. Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis
pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed
Decision Making (pengambilan keputusan tidak diprogram) dan Programmed Decision Making (pengambilan
keputusan diprogram).
a.
Programmed
Decision
Seringkali
situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi
merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali
secara berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan
apa yang disebut Performance Program,
yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam pengambilan keputusan
ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti inilah yang
disebut dengan Programmed Decision.
Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat
tanpa harus mencari informasi, mempertimbangkan alternatif dan berbagai hal
lainnya yang memakan waktu. Meski demikian, manajer harus waspada kapan saatnya
menyesuaikan Performance Program
karena organisasi harus dapat merespon terhadap lingkungan yang dinamis dan
berubah-ubah. Performance Program
yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk
dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur
penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
b.
Non-Programmed Decision Making
Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi
baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini
mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada.
Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan
penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision. Situasi non-programmed decision tertentu yang
terjadi secara berulang-ulang dapat dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat
Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber
daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi
yang modern dan sebagainya.
C. Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan
SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup
maupun terbuka. Dalam
keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat
penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum.
Dalam model terbuka,
komputer bertindak sebagai pembantu bagi
pengambilan keputusan dalam
menghitung, menyimpan, mencari kembali,
menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia
pengambil keputusan mengalokasikan tugas
bagi dirinya atau pada komputer. Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk
keputusan dalam keadaan kepastian, resiko,
dan ketidak pastian menunjukkan perlunya
beberapa model keputusan bagi SIM.
Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan,
penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manusia pengambil
keputusannya juga tidak sama. Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam
organisasi disamping efisiensi relatif dari pengolahan manusia atas keputusan
berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan
tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka
yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas
tertentu dan kemudian keputusan lanjutannya
diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
Informasi merupakan
kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi yang
dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen sangat
dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk
laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan
tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Informasi yang tepat,
cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan
pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks pengelolaan sistem
informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi.
Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan atau
organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Manajemen
membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh
manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan
manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem
informasi yang baik diharapkan ttidak adanya penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu suatu sistem yang baik juga
akan mendorong produktivitas yang tinggi dan memberikan kontribusi atas
tercapainya tujuan organisasi.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman,
.yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan
keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan
masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan.
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah
membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta
memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus
membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat
lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini
melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian
kembali data base.
Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk
beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki
pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan
adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu;
data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu sendiri. Oleh
karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik,
model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik
(lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya)
Sesuai dengan
tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang
yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang
dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan merupakan
salah satu alat untuk mencapai tujuan organisasi. Salah mengambil keputusan
dapat berakibat pada organisasi yang dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi
pengambilan keputusan dimasa datang. Pengambilan keputusan merupakan proses
identifikasi berbagai alternatif solusi terhadap permasalahan organisasi.
Sistem informasi manajemen
menyediakan informasi setiap orang untuk pengambilan keputusan dengan lebih
tepat dan akurat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Semakin kompleksnya kegiatan dan
berkembangnya unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin
mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem.
Apabila hal itu terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan
keputusan. Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu
membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat
dan akurat.
Jadi Inti dari sistem informasi manajemen adalah penyusunan
informasi secara teratur dan sistematik mengikuti struktur organisasi dan
digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
SUMBER :
Ibnu Syamsi, Pengambilan
Keputusan dan Sistem Informasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta,2000.
Sondang P. Siagian, Sistem
Informasi Manajemen, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011.
0 komentar:
Posting Komentar