TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
Potensi Budaya dan wisata Kota Bukittinggi
Dosen
H.
Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
19700212
199802 1 001
Oleh
CHARISMA TRI
MULYA
1106449
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Bukittinggi menawarkan begitu banyak pesona alam yang indah. Untuk mencapai kota itu hanya butuh waktu dua jam dari Bandara Internasional Minangkabau
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata"
Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan. Terletak di tengah Pulau Sumatra dengan fisik berbukit dan berlembah, serta berhawa sejuk dan nyaman.dimana di kota ini mempunyai banyak tempat objek wisata yang bisa dikunjungi yag bisa sekaligus menjelaskan tentang budaya.diantaranya
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata"
Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan. Terletak di tengah Pulau Sumatra dengan fisik berbukit dan berlembah, serta berhawa sejuk dan nyaman.dimana di kota ini mempunyai banyak tempat objek wisata yang bisa dikunjungi yag bisa sekaligus menjelaskan tentang budaya.diantaranya
11.
Jam Gadang
Di
pusat Kota Bukittinggi, terdapat semacam alun-alun tempat pusat keramaian kota
dan ditengahnya terdapat Jam Gadang. Inilah landmark Kota Bukittinggi.Suasana sekitar
Jam Gadang sangat ramai, terutama di malam Minggu saat orang-orang sekitar
menghabiskan liburan. Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki
cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya.
Hal
tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Salah satu keunikan
tersebut adalah angka empat pada angka Romawi. Jika biasanya tertulis dengan
IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII. Dari menara Jam Gadang, para
wisatawan bisa melihat panorama Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah,
dan bangunan berjejer di tengah kota.
2. 2. Lobang Jepang
Lobang
Jepang yang menyerupai gua, merupakan bunker peninggalan Jepang saat menjajah
Indonesia. Lobang Jepang ini terletak di Bukit Sianok Bukittinggi dan merupakan
basis pertahanan Jepang pada saat Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya
tahun 1942
Suasana
mistis terasa di dalam gua. Konon, ada satu ruangan tahanan yang sekaligus
berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Salah satu kekejaman tentara Jepang adalah
pembunuhan tahanan dengan cara dicincang. Tidak sampai di situ, tubuh yang
sudah terpotong-potong itu kemudian disiram dengan air panas dan garam, untuk
memastikan jasad itu sudah tak bernyawa lagi
13. Ngarai Sianok
Ngarai
Sianok adalah lembah yang curam atau jurang. Di bawahnya mengalir sebuah anak
sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Latar dari Ngarai
Sianok adalah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Jurang
di sana dalamnya sekitar 100 meter dan membentang sepanjang 15 Km dengan lebar
sekitar 200 meter. Pemandangan sangat indah terhampar bak lukisan alam.
.
4.Benteng Fort de Kock
Benteng
ini dibangun di atas Bukit Jirek dan awalnya diberi nama Sterrenschans.
Kemudian namanya berubah menjadi Fort de Kock, oleh Hendrik Merkus de Kock,
yang merupakan salah satu tokoh militer Belanda.
Beberapa
tahun kemudian, kota di sekitar benteng ini berkembang menjadi sebuah kota
yang juga diberi nama Fort de Kock, yang lalu bernama Bukittinggi. Kini,
kawasan Benteng Fort de Kock menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City
Park dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park).
3.
5.Museum Rumah Adat Baanjuang
Museum
ini didirikan oleh seorang Belanda yang bernama Mondelar Countrolleur pada
tahun 1935. Ini adalah sebuah bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki
anjuang kiri dan kanan.
Bangunannya
masih terlihat tradisional, seperti atap bangunan masih menggunakan ijuk,
dinding terbuat dari kayu, serta berlantai kayu. Koleksi Museum Rumah Adat
Baanjuang ini adalah kelompok etnografika, numismatika, binatang yang diawetkan,
dan sebagainya. Binatang ini terlahir tidak normal, karena beberapa anggota tubuhnya
berlebih.
Hal
tersebut dapat dilihat pada koleksi binatang yang dipajang di etalase, seperti
kerbau berkepala dua, berkaki delapan, dan juga kambing yang bermuka dua.
Binatang-binatang tersebut hidupnya tidaklan bertahan lama, setelah mati
binatang ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum ini. Koleksi
miniatur rumah gadang, surau, rumah makan juga sangat menarik perhatian.
Sebabnya, rumah-rumah tradisional tersebut makin lama makin susah ditemukan di
Ranah Minang.
0 komentar:
Posting Komentar