Jumat, 22 November 2013

POTENSI BUDAYA DAN WISATA KOTA BUKITTINGI



TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
                                                  Potensi Budaya dan wisata Kota Bukittinggi

Dosen
H. Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
19700212 199802 1 001

Oleh
CHARISMA TRI MULYA
1106449

ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


Bukittinggi menawarkan begitu banyak pesona alam yang indah. Untuk mencapai kota itu hanya butuh waktu dua jam dari Bandara Internasional Minangkabau
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata"
Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan. Terletak di tengah Pulau Sumatra dengan fisik berbukit dan berlembah, serta berhawa sejuk dan nyaman.dimana di kota ini mempunyai banyak tempat objek wisata  yang bisa dikunjungi yag bisa  sekaligus menjelaskan tentang budaya.diantaranya


11.     Jam Gadang




Di pusat Kota Bukittinggi, terdapat semacam alun-alun tempat pusat keramaian kota dan ditengahnya terdapat Jam Gadang. Inilah landmark Kota Bukittinggi.Suasana sekitar Jam Gadang sangat ramai, terutama di malam Minggu saat orang-orang sekitar menghabiskan liburan. Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya.
Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Salah satu keunikan tersebut adalah angka empat pada angka Romawi. Jika biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII. Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah, dan bangunan berjejer di tengah kota.
2.    2. Lobang Jepang




Lobang Jepang yang menyerupai gua, merupakan bunker peninggalan Jepang saat menjajah Indonesia. Lobang Jepang ini terletak di Bukit Sianok Bukittinggi dan merupakan basis pertahanan Jepang pada saat Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya tahun 1942
Suasana mistis terasa di dalam gua. Konon, ada satu ruangan tahanan yang sekaligus berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Salah satu kekejaman tentara Jepang adalah pembunuhan tahanan dengan cara dicincang. Tidak sampai di situ, tubuh yang sudah terpotong-potong itu kemudian disiram dengan air panas dan garam, untuk memastikan jasad itu sudah tak bernyawa lagi






13. Ngarai Sianok


Ngarai Sianok adalah lembah yang curam atau jurang. Di bawahnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Latar dari Ngarai Sianok adalah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Jurang di sana dalamnya sekitar 100 meter dan membentang sepanjang 15 Km dengan lebar sekitar 200 meter. Pemandangan sangat indah terhampar bak lukisan alam.
. 

4.Benteng Fort de Kock
 Benteng ini dibangun di atas Bukit Jirek dan awalnya diberi nama Sterrenschans. Kemudian namanya berubah menjadi Fort de Kock, oleh Hendrik Merkus de Kock, yang merupakan salah satu tokoh militer Belanda.
Beberapa tahun kemu­dian, kota di sekitar benteng ini berkembang menjadi sebuah kota yang juga diberi nama Fort de Kock, yang lalu bernama Bukittinggi. Kini, kawasan Benteng Fort de Kock menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park).

3.      5.Museum Rumah Adat Baanjuang




Museum ini didirikan oleh seorang Belanda yang bernama Mondelar Countrolleur pada tahun 1935. Ini adalah sebuah bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki anjuang kiri dan kanan.
Bangunannya masih terlihat tradisional, seperti atap bangunan masih menggunakan ijuk, dinding terbuat dari kayu, serta berlantai kayu. Koleksi Museum Rumah Adat Baanjuang ini adalah kelompok etnografika, numismatika, binatang yang diawetkan, dan sebagainya. Binatang ini terlahir tidak normal, karena beberapa anggota tubuhnya berlebih.
Hal tersebut dapat dilihat pada koleksi binatang yang dipajang di etalase, seperti kerbau berkepala dua, berkaki delapan, dan juga kambing yang bermuka dua. Binatang-binatang tersebut hidupnya tidaklan bertahan lama, setelah mati binatang ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum ini. Koleksi miniatur rumah gadang, surau, rumah makan juga sangat menarik perhatian. Sebabnya, rumah-rumah tradisional tersebut makin lama makin susah ditemukan di Ranah Minang.


 


 

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Pages

About

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Ads 468x60px

Social Icons

Followers

Popular Posts

Featured Posts